honeyhenyyy imuuuut geto loooh

Minggu, 12 Desember 2010

Cinta Yang Tak Ter-Update


Aku menangis di pojok kamar mandi, berusaha tak mengeluarkan suara. Ada terlalu banyak rasa sakit, dan tak satupun yang bisa teridentifikasi. Aku marah, itu menimbulkan rasa sakit. Aku sedih, itu juga banyak menimbulkan rasa sakit. Aku benci, juga menimbulkan kesakitan batin. Aku kecewa….dan rasa kecewa bahkan lebih menyakitkan dari semuanya….
                Seandainya hidup tak begitu rumit. Seandainya saja aku kupu-kupu, yang siklus hidupnya berputar antara telur, ulat, kepompong, dan kupu-kupu. Tanpa perlu merasa, tanpa perlu berpikir. Tanpa perlu menyesali jalan kehidupan yang jelas-jelas tidak bisa terulang kembali.
                Aku masih sangat  muda, tapi aku sudah bosan hidup…


Wall, aku meng-kliknya.
Ada banyak pemberitahuan terbaru. Aku membaca satu persatu.
Ncha Hamzach menulis di dinding OvhyOvhie
Ncha Hamzach mengomentari status Nina LophWan
Ncha Hamzach mengomentari foto Ais Hamzah
17 kabar serupa…
                17 kabar serupa!!! Bayangkan saja!!! Semalaman dia tidak tidur hanya untuk mengomentari status konyol teman2nya yang kebanyakan ABG itu.. dan aku yakin, dia juga tidak ingat hari apa hari ini..
Facebook. Sebuah kata yang sangat sederhana, namun kehadirannyamembawa dampak yang sangat tak sederhana. Ada yang bilang situs tersebut sangat ampuh, seperti master ilmu-ilmu gaib. Betapa tidak? Bayangkan, Facebook bisa membuat orang jauh terasa sangat dekat, dan menjadikan orang yang tadinya sangat dekat terasa sangat jauh. Itulah yang sedang kurasakan sekarang. Orang yang dulunya begitu dekat, orang , yang padanya kubagi semua keluh kesah,tempatku bertukar kisah sehari-hari, kini bagaikan lenyap ditelan isu facebook ini.
Suamiku bukan orang yang roamntis,  juga bukan orang yang perhatian. Namun, sekaku-kakunya dia, dia pasti akan menanyakan apa saja yang kukerjakan seharian ketika dia tak ada di rumah. Dan di momen2 sepulangnya kerja adalah momen2 yang sangat kurindukan setiap hari. Pada saat itulah aku dan suami berbincang, mengobrol, asik sekali..
Namun, hhh….
Aku senang dia bisa mengekspresikan dirinya dengan lebih baik melalui akun tersebut. Namun, aku sangat berharap dia ‘ada’ buat aku. Namun, dia merasa perasaanku bukanlah sesuatu yang penting. Dia merasa aku terlalu kekanakan, yang tidak perlu diperhatikan. Aku hanya ingin dia memperbarui cintanya tiap hari, dengan sekedar mengucapkan ‘I love you’ setiap hari. Aku ingin dia seperti dulu lagi,, hanya itu….
Mungkin memang ‘itu’ telah menguap…jadi dia tidak bersusah payah meng-update-nya lagi.. karena memang tidak ada lagi yang perlu di-update.. haruskah aku menyesalinya???
TIDAK!!!
Hanya pecundang yang tahan hidup berlipur sesal, kata seseorang… namun, salahkah jika saat ini aku sangat merindukan masa lalu?? Dimana aku bisa dengan bebas menangis dan kembali, dapat memencet ikon “undo” kapanpun aku mau.. mengubah keadaan ke awal lagi,  menjalaninya tanpa perlu menyesal lagi… saat dimana aku bisa dengan bebas memeluk Ibu dan mengadu.. saat-saat yang kini telah hilang…
Aku adalah tokoh utamanya sekarang. Tak ada yang bisa menyemangatiku sebaik diriku sendiri, tak ada yang bisa menyakitiku seburuk diriku sendiri, tak ada yang bisa dengan kokoh  menopang tubuh lunglaiku selain diriku sendiri—walaupun dulu ada yang berjanji untuk itu. Namun, ada kalanya ketika aku merasa SANGAT sendirian. Aku jengah mencoba berbagi, karena semua yang mendengar akan selalu berpendapat aku yang salah. Aku merasa kesakitan, ini adalah hal wajib yang tak akan pernah terpisahkan dari kehidupanku sekarang. Mungkin, aku harus membiasakan diri dengan rasa sakit itu. Mungkin malah, aku harus ‘bersahabat’ dengannya…
Ada seseorang dari masa lalu yang kemudian datang kembali, begitu hangat, begitu baik, sebaik dirinya dalam anganku. Hatiku hangat setiap kali memikirkannya. Dia seperti seorang kakak yang tiba-tiba muncul begitu saja, seorang kakak yang sedari dulu ku impi-impikan. Kepadanya aku bisa dengan mudah membagi bebanku. Dengannya aku bisa dengan mudah membagi kesakitan ini. Aku tidak pernah bisa mengucapkan betapa berarti setiap kosa yang diucapkannya. Namun, aku tahu dia mengerti.
Suamiku kini begitu asing, begitu jauh, dan sama sekali tak berkeinginan untuk mendekatkan diri. Hanya doa, agar aku tetap HIDUP demi anakku, yang membuatku selalu kuat, dan mampu untuk melakukan semuanya, sesulit apapun itu. Bahkan, bernafas terasa kembali wajar…..
Sudahkan anda meng-update status anda hari ini??????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar